Bilik lusuh ini nyaris senyap,hanya terdengar suara jangkrik bersiul
seolah tunjukkan bahwa hari tengah masuk fase tengah malam. Jalanan
lengang,nyaris tanpa aktifitas berarti,hanya beberapa pembalap amatir
yang memacu mesin motornya secara laju demi mengejar rumah.
Terjaga diriku saat itu,kucoba tengok telepon genggam yang letaknya
nyaris tak berubah. Nihil,tak satupun kabar darimu,entahlah. Rancu
sanubariku,tertegun mengingat hal indah akan kenangan dahulu. Indah
memang,sulit terlupakan,namun terlalu sakit terkenang. Tahukah kau kala
itu merupakan saat paling manis bagiku. Kau genggam tanganku,kau lepas
janji semu dari bibir manismu,terlalu indah .. Terlalu sakit.
Enyahlah,lenyaplah kau bersama janjimu dahulu. Tak
mengapa,tinggalkanku disini,sendiri .. Bayangmu terlalu nyata
bagiku,sungguh janjiku pada hatiku,tak akan kuambil kembali masa indah
itu.
Betapa terharunya,saat kastil yang nyaris berdebu ini kembali
mendapatkan pangerannya yang nyaris lenyap antah berantah. Kau kecup
dahiku,kembali kau umbar janji itu,namun kali ini berbeda. Semua
berakhir indah,dibawah balutan gaun putih.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar