Kala petang dengan teriknya mentari menyengat kulit seakan coba
membakarnya. Aku masih setia menanti seseorang yang semu namun jelas
nyata. Gulana kian menyelimutiku,tetesan peluh mulai menetes seakan
membasahi ragaku. Teganya dikau membuatku letih akan sikapmu yang seolah
memberiku secercah harapan terang,nyatanya kau sendiri yang tega
membakar hangus harapan itu hingga menjadi debu halus tak berbekas.
Ingat,dunia masih memperlakukan hukum karma.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar