Ketamakanku
“Sudahlah,kalau
kita memang satu,percayalah pada janji tuhan”. Hembusan angin pun terdengar
jelas di taman kota. Hanya menyisakan Shania yang terlihat meneteskan air,laksana
langit petang itu.
****
“Selamat ulang
tahun ya cintaku” Shania memberikan sebuah balon dan secarik kertas yang di ikatkan
pada balon itu. Temui aku di taman belakang.
“Semoga momen
bertambahnya usiamu akan diiringi dengan bertambah dewasanya dirimu” do’a Shania
sembari menepuk pundak seorang pria,pria tanggung yang rupawan.
“Silahkan kau
cicipi” pria itu tersenyum sumringah. Cake itu sengaja Shania buat untuk
Vino,kekasihnya.
“Shan,aku ada
hadiah untukmu,tapi nanti kau saja yang mengambilnya disaku kananku”. Mendengar
itu shania hanya terlihat menunduk malu.
Tak lama
kemudian,suasana hening seketika saat Vino terguling tak berdaya. Shania
terkejut, “Mengapa efek racunnya begitu cepat?”.
Segera Shania
merogoh saku kanan kemeja Vino,disana ada sepucuk amplop yang Shania fikir sebuah
wasiat warisan untuk dirinya.
Shania cintaku,maafkan aku,aku tidak bisa utarakan hal ini secara
langsung kepadamu,hidupku hanya sebatas 21tahun. Dokter sudah lama memvonis
tanggal kematianku,soal kekayaanku,semuanya orang tuaku yang urus.
Sudahlah,kalau kita memang satu,percayalah pada janji tuhan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar