08 September 2013

Ketamakanku


Ketamakanku

“Sudahlah,kalau kita memang satu,percayalah pada janji tuhan”. Hembusan angin pun terdengar jelas di taman kota. Hanya menyisakan Shania yang terlihat meneteskan air,laksana langit petang itu.

****

“Selamat ulang tahun ya cintaku” Shania memberikan sebuah balon dan secarik kertas yang di ikatkan pada balon itu.  Temui aku di taman belakang.

“Semoga momen bertambahnya usiamu akan diiringi dengan bertambah dewasanya dirimu” do’a Shania sembari menepuk pundak seorang pria,pria tanggung yang rupawan. 

“Silahkan kau cicipi” pria itu tersenyum sumringah. Cake itu sengaja Shania buat untuk Vino,kekasihnya.

“Shan,aku ada hadiah untukmu,tapi nanti kau saja yang mengambilnya disaku kananku”. Mendengar itu shania hanya terlihat menunduk malu.

Tak lama kemudian,suasana hening seketika saat Vino terguling tak berdaya. Shania terkejut, “Mengapa efek racunnya begitu cepat?”.

Segera Shania merogoh saku kanan kemeja Vino,disana ada sepucuk amplop yang Shania fikir sebuah wasiat warisan untuk dirinya.

                Shania cintaku,maafkan aku,aku tidak bisa utarakan hal ini secara langsung kepadamu,hidupku hanya sebatas 21tahun. Dokter sudah lama memvonis tanggal kematianku,soal kekayaanku,semuanya orang tuaku yang urus. Sudahlah,kalau kita memang satu,percayalah pada janji tuhan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar