Selamat
pagi,Ramu
Dibeberapa
hari terakhir sebelum dirimu terbang kesurga,ingin rasanya melepas beberapa
rasa yang mungkin harus kuhamparkan padamu sebelum hari itu benar menjemputmu.
Ramu,sahabat kecilku,sungguh terenyuh diriku saat kubuka helai demi helai
kertas-kertas lusuh yang kau titipkan pada adikmu itu,tersayat hatiku tatkala
membacanya,membayangkannya jika memang semua hal yang kau utarakan itu benar
adanya,tentang kehidupanmu,keluargamu,bahkan tentang hari pesakitan yang kau
katakan. Sampai surat ini kukirimkan,aku masih tak percaya,sahabat kecilku yang
dulu selalu ceria tatkala disampingku,mendapat nasib yang tak indah
kelihatannya,namun bagiku mendulang makna yang sangat indah sekali. Dunia harus
tahu,bagaimana latar belakangmu saat kau merencanakan konspirasi ledakan jahat
itu,bagaimana kerasnya derita yang kau alami ditimur tengah,bagaimana pahitnya
kehilangan beberapa orang yang teramat penting bagimu,bagaimana kandasnya
beberapa kisah cintamu,bagiku semuanya benar-benar mengandung makna yang indah.
Mungkin hanya aku dan tuhan yang tahu betapa indahnya makna itu.
Ramu,sahabat
kecilku,dalam secarik kertas ini,aku juga ingin menyampaikan beberapa endapan
perasaan yang juga telah lama aku pendam. Kumulai saat kita masih kanak-kanak
dulu,kau tahu hanya kaulah sahabat yang aku punya saat itu,kau temani aku
kemana saja aku melangkah,kau ajak aku kebeberapa surga dunia yang indahnya
melebihi sesuatu yang dulunya aku anggap indah,kau ajarkan aku beberapa
pengalaman hidup yang sampai sekarang tak akan bisa aku lupakan,sangat
luarbiasa. Sungguh aku takkan melupakan beberapa hal yang kau sebutkan dalam
suratmu,bagaimana saat kau tenggelam saat sok berupaya menjadi pahlawan,saat
aku pergi mengantar suratku untuk Andrea,atau masih banyak hal lain yang tak
akan habis kita bahas. Harusnya kau sadar,saat itu aku juga memiliki perasaan
yang sama sepertimu. Namun apa daya,aku hanyalah seorang perempuan,tak mungkin
bagiku untuk mengungkapkan perasaan itu terlebih dahulu kepadamu,itu sama
halnya dengan menjatuhkan harga diriku sebagai perempuan. Jika memang aku
menyukaimu,lantas mengapa kau terima cinta andrea dulu? Hal itu hanyalah dampak
kejenuhanku menunggu saat yang benar-benar aku tunggu,saat kau nyatakan
perasaanmu terhadapku. Aku benar-benar ada dipuncak titik jenuh,saat itulah
terngiang dalam benakku untuk mempertimbangkan cinta andrea yang datang
kepadaku. Maafkan aku ramu,jelas harusnya aku sadar saat itu engkau benar-benar
dalam posisi yang sulit,namun rasa cinta semu’ku yang mengalahkan itu
semua,dengan santainya aku menyuruhmu mengantarkan surat keandrea,sungguh
maafkan aku ramu.
Ramu
sayang,saat kau meninggalan Sammoa,sulit bagiku untuk membendung tangisku.
Mungkin saat itu aku terlihat tegar,namun itu semuanya hanyalah sebuah
kepura-puraan. Jabat tangan yang terakhir kali itu masih terasa bekasnya
ditanganku,hangatnya tanganmu,halusnya tangan mungilmu saat itu benar-benar
membuatku tak mampu menahan rasa sedihku. Sepulang mengantarmu,seharian aku
berada didalam kamarku,tak nafsu lagi aku untuk makan pada saat itu. Dalam
imajiku kau jelas masih ada disampingku,menemaniku,menghiburku,menjadi objek
kejahilanku,semuanya. Namun nyatanya,saat itu kau telah tiada,berada dinegeri
antah berantah yang aku tak tahu sampai kau beritahu melalui kertas-kertas itu.
Apa daya,aku hanya bisa menangis dan menyesali kepergianmu ramu. Turut kusesali
bagaimana harusnya aku membantumu saat itu,namun kau benar-benar bersikap
acuh,seolah tak sedang terjadi apa-apa dalam keluargamu kala itu. Aku juga
turut prihatin atas keadaan yang menimpa keluargamu saat itu,saat kau menumpang
dirumah pamanmu,mengenai xandra,aku sangat menyesal saat tahu kalau diary yang
kuberikan kepadamu,dihancurkan dia. Ingin rasanya aku buat bubur dia,teganya
menghancurkan satu-satunya kenangan dariku. Namun tak mengapa,toh namaku tetap
ada dilubuk hatimu yang terdalam. Aku juga turut bangga saat mendengar kau
menjadi berlian yang benderang disekolahmu,dari dulu kau memang orang yang
cerdas. Selamat ya ram,semoga ucapan selamatku ini belum terlambat.
Ramu yang
kurindukan,boleh jadi aku turut sedih saat tahu kalau kisah cintamu tak semulus
kehidupan saat kita kecil. Rossa,gadis yang kau cintai dengan teganya
menyia-nyiakan lelaki yang menurutku paling berkomitmen.Sungguh sesuatu yang
tak dapat diterima oleh nalar. Tak mengapa ram,yakinlah kelak dirimu akan
mendapatkan pengganti yang sepadan,amin. Kau benar soal kepercayaanku
ram,sampai detik ini aku menganut agama islam,agama yang benar-benar
mengajarkanku ketentraman. Ohya,aku juga ingin menyampaikan turut berbela
sungkawa atas kepergian kedua orangtuamu dan anak kesayanganmu,Raihan. Sungguh
tak dapat kubayangkan bagaimana rasanya kehilangan orang yang selama ini
menjadi orang terhebat yang kau miliki,meskipun sebenarnya suamiku juga telah
wafat.Maafkan aku ram yang tak dapat menemanimu disaat sulit itu. Soal rumah
tanggamu,aku tak banyak komentar ram,yang aku tahu saat aku membaca suratmu
tentang hancurnya rumah tanggamu,hatiku ikut terenyuh,seolah ikut merasakan
beratnya keputusan yang harus kau ambil. Sekali lagi maafkan aku
ramu,seharusnya aku ada disampingmu kala itu,mungkin sekadar untuk memberimu
saran.
Sahabatku ramu,aku bangga sekali
dengan sebuah keputusan yang kau ambil saat kau melangkah ke timur tengah,ke
negeri berkonflik,palestina. Bagiku kau pahlawan yang tak terendus. Kau ikut
merasakan penderitaan mereka yang menderita disana,sakit hatiku saat tahu kau
disiksa oleh kaum biadab macam israel,ingin rasanya kuberondong mereka dengan
senjata lengkap khas peperangan. Kukutuk mereka menjadi bangsa yang bodoh
sepanjang zaman! Namun sudahlah ram,tak ada hasilnya melakukan serapah seperti
itu,toh kau juga masih dapat menikmati sisa hidup yang kau bilang makmur.
Wahh,sungguh senang hatiku saat tahu kau menjadi seorang pengusaha yang sukses,harusnya
aku tahu bahwa kau memang ada bakat dibidang industri seperti itu,selamat
ram,sekali lagi kau membuatku bangga. Soal konspirasi jahatmu tentang
pengeboman itu,aku dapat memakluminya. Jujur,aku juga muak mendengar berita
mereka yang terus dengan sadisnya menggeroti uang rakyat untuk memperkaya
dirinya,biadab! Aku tahu kau lelaki yang memegang teguh komitmen ram,kau harus
terima konsekuensinya,dihukum mati,ambil hikmahnya ram. Tuhan adil,mengambil
orang yang sedikit bersih diantara mereka yang jelas kemunafikannya. Sampai
surat ini kutulis,air mataku tetap menetes tanpa henti ketika harus mengingat
bahwa waktumu tak sampai seminggu lagi. Harusnya kau tersenyum saat kau baca
surat dariku ini,setidaknya sahabat kecilmu ini akan ikut menghantarkanmu
sebelum hari itu,meski hanya lewat secarik kertas.
Ramu yang
kusayangi,takkan habis kupaparkan dengan kata-kataku jutaan rasa rinduku
terhadapmu,beberapa ungkapan yang mungkin tak terungkap lewat surat ini,masih
tetap kusimpan dalam sanubariku,sembari mengingat bahwa kau memang yang terbaik
dijiwa ini. Terimakasih buat semua yang kau lakukan dulu saat kita
kecil,terimakasih atas semua pengalaman indah yang kau berikan kepadaku,sungguh
takkan terlupakan. Terimakasih banyak buat titipan uangmu yang sangat berguna
bagi operasi anakku,dua matahariku titip salam buatmu. Harus kuakhiri surat
ini,bagaimanapun aku berpesan bahwa tuhan itu adil ramu,ingatlah bakal ada
surga menunggumu,namamu takkan aku lupakan,kan selalu ada disanubari terdalam.
Aku merindukanmu,kekasih semuku,ramu. Aku amat mencintaimu.
Dari yang mencintaimu
Kisha
Fiuhhhhh....set dah panjang bener....tak baca dulu yaaa
BalasHapusblog.rioaperta.com
Hihii diaturi mas,itu sekuel dari novel 'Surat cinta untuk kisha' :)
BalasHapus