26 Maret 2013

Menantang Maut

Hujan mulai bergemuruh menggenggam kota,jalanan tampak ramai,bukan oleh lalu lalangnya kendaraan,tapi oleh banyaknya orang yang mulai memusatkan perhatiannya pada satu titik di trotoar,nampak sesosok pria tambun dengan kulit gelap dan rambut ikalnya tergolek bersimbah darah tak bernyawa disana. Orang-orang mulai berdatangan,ada yang mencoba menghubungi pihak medis,tak sedikit jua dari mereka yang hanya melihat sembari melontarkan rasa iba terhadap pria tersebut. Seketika jalanan yang semula bising,menjadi padat seolah lahan parkir. Mereka parkir kendaraaan mereka demi melihat sebuah pemandangan yang mungkin bisa membuat beberapa orang tampak iba bahkan merinding. Sore itu juga pria itu akhirnya dievakuasi oleh pihak berwenang beserta tim forensik rumah sakit kota. Usai itu semuanya nampak normal kembali.
            
Gemuruh  angin tak sekeras bisingnya suara kendaraan yang berlalu lalang seiring dengan luasnya jalanan yang bagi beberapa orang merupakan lahan mencari uang. Salah satunya Black -Nama jalanannya- ,dia termasuk dalam salah satu golongan yang patut mendapatkan perhatian lebih dari pemerintah. Bukan hanya karena keadaan ekonominya yang mendapat label kurang mampu,tapi juga oleh keadaan fisiknya yang terlihat berbeda dengan orang normal seusianya. Tubuhnya yang tambun membuat dirinya gampang dikenali di daerah tempat dia meng’kais rezeki. Black dikenal sebagai pria remaja yang gigih,tak pernah menyerah walau terkadang banyak mendapatkan hinaan dari anak seusianya. “Penguasa ..  Penguasa ..  Berilah hambamu ini selembar uang” sepotong bait lagu yang keluar dari bibirnya merupakan senjatanya untuk mendapatkan uang demi membantu 2 adiknya sekolah atau sekedar mengganjal perut buncitnya. Sejak umur 5 tahun dirinya dan 2 adiknya sudah ditinggal orangtuanya entah kemana, gubuknya yang tampak reot tak mampu lagi bertahan untuk sekadar menopang hidupnya akan kebutuhan sekundernya. Black sudah tak mampu lagi untuk sekadar mendaftar ke sekolah gratis,black hanya mendapatkan pembelajaran dari kerasnya kehidupan jalanan. Dari sana dia belajar banyak hal,mulai dari belajar membaca dari seorang penjual koran, sampai menulis dari penjual kaligrafi jalanan. “Cukup aku yang seperti ini tuhan,jangan sampai kedua adikku memiliki nasib yang sama sepertiku” do’anya setiap kali dia membentang sajadah. Black memang pria yang rebel,tetapi dirinya masih ingat akan tuhannya. Tuhan memang maha mengasihi,do’a black terkabul,dua adiknya bisa menuntut ilmu layaknya anak seusia mereka,meski terkadang black’lah yang harus banting tulang demi memenuhi kebutuhan sekolah adiknya. Black memang nama yang tenar dijalan itu,banyak hal yang mendasarinya. Selain memang karena dirinya merupakan warga lama penghuni kisaran jalanan itu,dirinya juga dikenal sebagai sesosok pria rebel yang kerap menimbulkan keresahan dari warga yang melintas dijalan itu,ya preman lebih tepatnya. Dirinya kerap memalak wanita minor yang tampak seperti toko mas berjalan. Tak jarang dirinya memakai kekerasan dalam aksinya,keluar masuk bui bukanlah hal yang dapat membuatnya takut bahkan jera. Dirinya kerap kabur dalam sergapan pihak berwenang,entah darimana sumbernya yang jelas black merupakan orang yang paling disegani dijalan itu.
            
Petang senggang dipinggiran jalanan yang tampak ramai,tampak seorang wanita paruh bayah berperawakan minor khas ‘tante genit’ dengan berbagai aksesoris mewah yang  terlihat menarik minat setiap orang yang melihatnya. Black tampak fokus dengan wanita ini,sebilah belati telah siap dipinggang untuk menopang aksinya. Sekejap tatkala sang wanita melintas tepat depan matanya,dengan sigapnya black menodongkan belati tersebut keleher sang wanita. “Kau serahkan saja demua perhiasanmu,aku takkan menyakitimu” ucap black pelan. Seketika itu sang wanita melepaskan semua perhiasan mewah miliknya,sesuai dengan janjinya,black tidak melakukan tindak kekerasan petang itu. Wanita itu berlari sambil berteriak “RAMPOK !!”, namun tak satupun tampak dari orang-orang yang bereaksi tatkala mendengar teriakan tersebut,mereka tahu kalau saat itu black sedang beraksi. Dengan santainya black membawa hasil rampasannya ke seorang penadah langganannya. Rp.2.300.000 dia pegang secara tunai, “Uang ini bisa untuk membelikan seragam baru untuk adikku” gumamnya secara halus. Seperti biasa,sesampainya dirumah,black langsung disambut gemuruh dari kedua adiknya yang memang manja didepan sang kakak. “Kak,adik belum makan. Bisakah kakak belikan adik sesuatu?” ujar sang adik dengan gaya manjanya. “Tentu saja adikku,kita makan ayam bakar malam ini” balas sang kakak dengan wajah yang terlihat memberikan harapan untuk kedua adiknya. Malam itu black dan kedua adiknya tampak duduk lesehan disebuah tempat makan tak jauh dari kediaman mereka. Raut girang tampak dari wajah kedua adik dari black,sudah lama mereka tak makan ayam seenak ini fikirnya.
            Sejak kecil memang black’lah yang selalu membuat kedua adiknya merasa nyaman. Segala hal mampu ia kerjakan tatkala hal itu mereka yang minta black kerjakan. Black memang terkadung sangat sayang pada dua adiknya. Mereka hanya tak ingin nasibnya sama,apalagi sampai sang adik merasakan hal yang sama ketika black baru menginjak usia seusia mereka. Kedua orangtua black pergi meninggalkan black dan dua adiknya,mulai dari sang ayah,ayahanda black pergi entah kemana karena merasa tak lagi mampu menghidupi keluarganya dengan keadaan yang serba kekurangan. Ketika hutang yang melilitnya datang menghampiri hidup ayahanda black dan keluarganya,sang ayah berubah menjadi sosok yang temperamen,tak jarang sang ibu dan black sendiri menjadi korban pelampiasan rasa stress dari sang ayah. Tepat diusia 4 tahun,sang ayah pun pergi meninggalkan keluarga mereka dengan sejumlah hutang yang benar-benar merubah alur hidup keluarga black. Harta benda tak seberapa bahkan gubuk reotnya menjadi sasaran bagi deep collector,seketika itu black beserta ibu dan kedua adiknya menjadi gembel. Sebulan dua bulan,sang ibu masih setia menemani ketiga anaknya untuk hidup ditengah pahit dan kerasnya kehidupan jalanan. Mengamen sampai mengemis menjadi hal konkrit yang mereka fikir merupakan satu-satunya cara untuk terus menyambung hidup mereka. Black bersyukur kedua adiknya tak rewel seperti bocah kecil lainnya. Segelintir receh cukup bagi mereka untuk membeli sebungkus nasi untuk jadwal makan siang dan malam mereka. Dunia terasa tak adil tatkala mereka harus membagi satu bungkus nasi menjadi empat bagian,sementara para ‘Orang berdasi’sibuk dengan hamburan rezeki hasil rampasan uang rakyat. Derai tetes air mata terkadang ikut mengiringi jadwal makan mereka. Mereka masih tak percaya,alur hidup dapat seketika berubah,bahkan oleh karena hal kecil sekalipun. Tetapi mereka masih percaya ,bahwasanya tuhan tak tidur, dan tuhan itu maha adil.
            
Fajar indah dengan embun sejuk dialun-alun kota,tampak kepadatan kendaraan mulai membungkus jalanan kota. Saat itu black tampak gelisah,kulit gelapnya tampak mengkilat dengan peluh sebesar biji jagung yang tampak jelas disekitar wajahnya. Fajar terus meringis kesakitan sejak dia terjaga dari tidur lelapnya tadi malam,sang ibu tampak cemas dengan terus memberikan pertolongan seadanya,reaksi spontan akan stimulus yang ditimbulkan dari keadaan black. Tak banyak yang bisa sang ibu lakukan,karena memang tak ada obat ataupun apapun yang mampu mengurangi sedikit rasa sakit dari black. “Bertahanlah nak,ibu yakin sakitmu ini akan berangsur berakhir” cemas sang ibu dengan sedikit motivasi yang ia berikan kepada black. “Bu,kepalaku amat sakit,rasanya mau pecah” teriak black sejak tadi. Sang ibu teringat akan kartu sehat yang walikota berikan pada saat dirinya menyambangi pemukimannya. Sekejap dengan menumpang angkutan kota,black dan sang ibu sudah berada dirumah sakit tepat dipusat kota. “Sabar ya nak,sebentar lagi kita akan bertemu dokternya” semangat sang ibu. Tak lama,pria berpakaian putih khas kedokteran menghampiri kami diruang emergency. “Bagian mana yang sakit nak?” ucap sang dokter. “Mata sebelah kiriku dok,terasa sakit yang teramat sangat begitu dalam” kata black seraya terus memegangi kepalanya,matanya lebih tepat. Usai sang dokter memeriksa bagian yang terasa pilu tersebut,sang dokter lekas membawa black ke ruang yang lebih lengkap peralatannya. Black dan ibunya bahkan tak tahu apa nama ruangan itu. Satu jam berlalu,terik mentari terasa menyengat membakar kulit. Sang dokter pun keluar ruangan itu sembari mengelap dahinya yang tampak penuh peluh. “Begini bu,kami sudah benar-benar maksimal untuk membantu mengurangi rasa sakit dari anak ibu,tapi apa daya tuhanlah yang berkehendak” ucap dokter pelan dengan raut wajah murung. “Ada apa dok? Jangan katakan kalau anak saya..” seketika teriakan sang ibu dipotong oleh dokter, “Anak ibu menderita tumor mata,tapi masih dalam kadar yang ringan. Tumor jinak lebih tepatnya” lanjut sang dokter. “Lalu bagaimana sekarang keadaan belly anakku? Apakah dia baik-baik saja dok?” tanya sang ibu sambil terus mengusap air mata yang sejak tadi menetes tanpa henti. “Ya,dia baik-baik saja. Kami juga telah memberinya obat yang bisa mengurangi rasa sakitnya” lanjut sang dokter. “Terimakasih banyak dok” ucap ibu dengan raut yang seketika berubah menjadi lebih tenang. Sang dokter pun berlalu,lorong rumah sakit tampak sepi. Sang ibu lantas masuk keruangan itu seraya menyapa belly alias black. “Belly,bagaimana keadaanmu?” ujar sang ibu penuh rasa penasaran campur khawatir. “Keadaanku sudah berangsur membaik bu,ibu benar,tuhan itu maha mendengar” ucap belly seraya mengembangkan senyum manisnya. Tiga hari usai belly dirawat, sang ibu mulai menampakkan perubahan pada sikapnya. Sang ibu tak lagi seindah kemarin-kemarin,lebih banyak diam dan terkesan acuh tak acuh terhadap belly dan dua adiknya.
            
Pada akhirnya,dimalam sunyi penuh kehinaan atas aksi dari sekelompok preman jalanan, sang ibu pergi meninggalkan sepucuk surat yang tergeletak diatas meja makan. Belly kelabakan dengan aksi ibunya,sekaligus tak percaya sang ibu akan melakukan hal yang sama dengan hal yang ayahnya lakukan. Sambil menenangkan kedua adiknya,belly yang saat itu berderai air mata,mencoba membuka dan bergumam batin akan surat yang berisi:
            

Untuk anak-anakku tersayang,maafkan sang ibu yang telah pergi meninggalkan kalian dengan segala kesederhanaan,atau kekurangan tepatnya. Ibu hanya belum siap menerima kenyataan akan penyakit yang diderita belly,jujur ibu tak sanggup menanggung segala beban itu. Tanpa maksud menghindar dari tanggung jawab sebagai orangtua kalian,ibu dengan rasa maaf yang sebesar-besarnya akan pergi dari rumah untuk sementara waktu,sampai ibu benar-benar siap dengan segala realita hidup kita. Belly maafkan ibu yang tak mampu mendidikmu atau bahkan memasukkanmu kesekolah yang layak untuk sekadar menuntut ilmu,tapi ibu sangat berharap jangan sampai kedua adikmu memiliki nasib yang sama sepertimu. Kau pribadi yang kuat,ibu percaya itu. Ingat bel,tuhan itu tidak tidur. Apapun yang kau impikan pasti akan tercapai asalkan ada usaha yang kuat sarat keyakinan. Ibu percaya penyakitmu tak akan pernah datang kembali apabila kau merasakan betapa indahnya hidup ditengah realita yang sulit. Ibu juga percaya kau dapat menjadi pedoman yang baik bagi kedua adikmu.Ibu amat menyayangimu belly.
Pesan ibu satu,sehina-hinanya hidup kita,jangan sampai senista hidup para narapidana dibui yang kelam tanpa masa depan. Dan jangan pernah sekalipun MENANTANG MAUT!.
Yang amat mencintaimu

 Harlina          
            Derasnya derai air mata tak kuasa ditahan belly usai membaca sepucuk surat itu,pilu yang terasa menusuk relung batin belly makin berkecamuk. Dia masih tak habis fikir,sang ibu yang dia fikir merupakan wanita pailng sempurna,dapat melakukan hal yang sangat tak manusiawi. Sekalipun itu,belly teringat akan segala hal positif yang pernah ibu lakukan terhadapnya sehingga dirinya masih bisa berinjak kaki dibumi yang indah ini. Tak banyak rasa dendam yang ia simpan akan tindakan ibunya,sebaliknya,belly sangat benci dengan tindakan sang ayah yang menurut ia menyebabkan mundurnya arus keindahan hidup keluarganya. Belly berjanji,akan melakukan segala hal yang ibunya pesankan. Ia percaya ibunya akan kembali. Diusapnya air mata yang sudah tercampur peluh hangat,ia peluk kedua adiknya seraya berkata “Kakak akan menjaga kalian dan memberikan yang terbaik untuk kalian,apapun yang terjadi” begitulah janji belly kepada adiknya. Suasana sedih dan runyam yang semula menyelimuti gubuk tua belly dipinggir jalan,seketika berubah menjadi suasana haru yang teramat indah. Lebih terasa indah ketika adik belly yang masih berumur 2 tahun mengucapkan kata “Kakak,Pony sayang kakak” dengan terbata khas bocah balita. Yang langsung dibalas dengan sebuah pelukan hangat dan kecupan di kening sang adik sembari mengelap peluh-peluh yang membasahi dahi sang adik. Belly memang suri tauladan sekaligus pedoman yang baik bagi kedua adiknya,wajar saja kedua adiknya tumbuh sebagai pribadi yang sangat bertolak belakang dengan kakaknya. Sekali lagi,tuhan memang adil.
           
Dua tahun berlalu,usia bumi semakin tua,tak dapat lagi dikatakan muda,sudah banyak contoh nyata tua’nya usia bumi,hemilir angin tak lagi sesejuk dahulu,tetesan hujan tak lagi sesegar dahulu bahkan terik surya tak lagi se’sempurna dahulu,sungguh segalanya telah berbeda. Begitupun dengan belly yang semakin dewasa,tubuhnya makin tambun,kulitnya semakin gelap terbakar terik mentari. Satu hal yang tidak berubah,dirinya masih memiliki dua kepribadian yang bertolak belakang,satu sisi belly merupakan sosok yang sangat peduli dengan kedua adiknya bahkan temannya,di sisi lainnya dirinya merupakan sosok berkarakter menyeramkan dengan atittude yang tak layak disebut bagus. Usia yang semakin bertambah membuat belly mulai mengerti akan cinta,belakangan dirinya tengah dekat dengan teman sekolah dasarnya dahulu,Kelly. Kelly merupakan sosok wanita yang lengkap,berkepribadian yang baik,sholeha,cantik dan juga ramah,yang jelas tak ada lelaki yang rela melewatkan sekejap momen saat melihat kelly.
            
Beberapa bulan memadu kasih dalam ikatan cinta tak resmi,keduanya terlihat saling mengisi kekurangan masing-masing sesuai dengan karakter masing-masing. Kelly terlihat sabar menghadapi belly begitupun belly yang terlihat kalem dihadapan kelly. Yang jelas kisah cinta keduanya dapat disandingkan dengan kisah romeo dan julliete. Belly kerap mengajak kelly kerumah dengan maksud membantunya untuk mengurus adik-adiknya,sekedar memasak makan siang dan malam sudah cukup. Nyaris tak pernah terlihat konflik dalam hubungan mereka,satu hal yang sangat jelas. Belly sangat mencintai kelly,bahkan rela mati bersama asalkan kelly bahagia,satu prinsip yang dipegang oleh belly,sungguh indah untuk ukuran berandal seperti belly. “Kelly sayang,sungguh tak ada yang mampu mengalahkan rasa cintaku kepadamu. Andai aku bisa hidup bersama denganmu dalam keadaan yang serba berkecukupan,aku akan segera melamar dirimu,apa daya aku hanya seorang preman jalanan yang tak memiliki penghasilan tetap” ucap belly kepada kelly. “Percayalah,cinta sejati tak akan memandang materi,aku juga amat mencintaimu,aku ikhlas,aku rela hidup apa adanya bersamamu,toh kedua adikmu juga sangat mengasyikkan. Aku yakin,bersamamu hidupku jauh lebih bermakna dan menakjubkan dari sekarang,kau tahu,kisah cinta sejati jelas terukir didalam sanubari manusia apabila cinta itu dirajut bersama sedari awal sampai menutup mata,dengan pengorbanan yang penuh dari dua insan tentunya” jawab kelly sembari tersenyum indah. Melihat momen itu,bulan seakan terang sebenderang sang surya,hembusan angin seolah ikut merasakan romantisnya dua insan ini. Mata belly terlihat merah,berkaca-kaca. Sebuah pelukan mesra nan hangat menutup momen indah dimalam itu.
            
Siang itu,kelly berpamitan dengan belly dari rumahnya seusai memasak untuk adik-adik belly, “Sayang aku pamit dahulu,tunggu aku kembali,aku cinta padamu” pesan kelly sembari bersalaman dengan belly,belly menanggapinya dengan enteng “Tenang saja sayang,dimanapun kau berada,aku akan setia menunggumu,aku juga amat mencintaimu kelly” jawabnya. Belly tak tahu,kalimat itu merupakan kalimat terakhir dari kelly kepadanya. Kalimat singkat tersebut seolah pesan tersirat dari kelly kepada belly. Kelly pun berlalu dengan menumpang sebuah angkutan kota,dirinya hendak pergi mengunjungi makam neneknya,tumben,entah mengapa kelly melakukannya. Sekembalinya dari ziarah kemakam neneknya,kelly kembali menumpang pada sebuah angkutan kota        yang bersopirkan sesosok pria berkumis tebal. Tak ada gelagat aneh pada awal berangkatnya angkot itu,sampai pada akhirnya saat kursi penumpang mulai lenggang dan kelly terlihat sendirian didalam angkot tua itu,timbullah niat jahat dari sang sopir. Dia belokkan arah tujuan kelly ketempat yang aman nan sepi,tepatnya disebuah perkebunan dipinggiran kota. Lengkingan suaranya nyaris tak terdengar . Disana kelly disekap dan dipukul secara sadis. Tubuh mungilnya terlihat kalah tenaga saat coba melawan sang sopir,tak kuasa,sampai akhirnya kelly menyerah. Kegadisannya direnggut secara paksa oleh sopir hina itu,kelly nampak tak sadarkan diri. Melihat gelagat yang tak baik,sang sopir kemudian memutuskan untuk mengakhiri hidup kelly secara paksa dengan membunuhnya secara keji. Kepalanya dihantam dengan besi keras nan tajam,wajah jelitanya terlihat runyam,darah segar mengucur dipelipisnya. Kelly tewas dan mayatnya dibuang dikisaran hutan tersebut.
            
Belly mulai gusar saat malam itu kelly tak menampakkan diri,belly coba bertanya kesana kemari sembari terus mencari. Apa daya,hasilnya nihil. Tiga hari berselang,pihak kepolisian berhasil menemukan tubuh kelly tergolek tak bernyawa dengan keadaan tragis. Kepalanya penuh dengan bekas hantaman benda keras. Derai air mata terlihat deras mengalir dari kedua mata belly. Dendam kesumat mengudara diotaknya,dia berjanji tak akan memberi kesempatan hidup bagi yang melakukan tindak keji kepada kelly. Dua hari belly terlihat seperti pria stress dipinggiran jalan,terus menangis sambil melihat kearah foto kelly semasa hidup. Termenung belly diawang-awang fikirannya,saat itu jua terlihat sepucuk kertas putih yang terselip diantara buku didekat foto itu. Alangkah terkejutnya belly tatkala kertas itu dibuka,ternyata isinya adalah semacam surat wasiat dari kelly,mungkin hari itu kelly tahu bahwa umurnya tak lagi panjang,tapi kelly tak bakal tahu kalau dirinya akan meninggalkan dunia dalam keadaan seperti itu. Sebait dua bait dibacanya surat sederhana itu,isinya singkat,hanya berupa beberapa pesan yang dia sematkan kepada belly dan adiknya.

Dear belly

            Kekasihku,kau tahu aku sangat mencintaimu,sungguh tak ada yang bisa mengalahkan rasa cintaku padamu. Kau pasti tak menyangka akan menemukan surat ini,tapi percayalah,pada saat surat ini kutulis,aku mendapatkan banyak bisikan bahwasanya umurku tak lagi panjang. Aku cuma akan sedikit berpesan padamu,tolong jadilah pria yang menghargai wanita dan tolong berhentilah berbuat hina dengan menjadi preman yang tak jelas arah hidupnya. Kau punya modal untuk menggapai sukses,kau punya dua orang adik super yang senantiasa menghiburmu,tak perlu ada aku,cukup dua adikmu. Jadi bahagiakanlah dua adikmu itu. Jangan pernah melakukan hal bodoh yang dapat menyebabkanmu berususan dengan pihak kepolisian maupun dengan hal yang bernama kematian. Sampaikan juga pesanku kepada dua adikmu,perbanyaklah belajar,raihlah cita-citamu,ingat kakakmu dengan perkasanya membantumu agar dapat terus sekolah. Jangan buat dirinya kecewa. Yang harus aku tahu,adikmu harus mendapatkan peringkat minimal 5 besar setiap semesternya.
            Belly,aku tak tahu lagi ingin berkata apa,kau tahu,rasa cintaku tak dapat digambarkan dengan kata-kata. Terlalu indah untuk digambarkan,terkadang kita menghabiskan waktu dibawah pohon sambil memandang benderangnya bulan dan gemerlapnya bintang. Hembusan angin sudah menjadi sahabat bagi kita,banyak pengalaman yang aku ambil saat aku bersamamu,hal kecilpun bahkan dapat menjadi hal besar saat itu kita lakukan. Aku harap hidupmu lebih bahagia dari hidupku. Salam hangat dan salam semangat untuk kedua adikmu. Salam cinta dan salam rindu untukmu belly.
Yang amat mencintaimu

Kelly               
            
Begitulah kira-kira pesan tersurat dari kelly kepada belly dan kedua adiknya. Satu yang jelas,usai belly membaca surat itu,rasa amarah dalam benaknya sedikit demi sedikit berkurang. Dengan dewasa belly menyikapinya dengan kalem sembari terus memegang janjinya pada diri sendiri.
           
 Setahun kemudian,belly terlihat semakin garang,memang tak terlihat tatto difisiknya,tapi penampilannya yang membuatnya garang. Dengan tubuh tambun dan kulit gelap,belly kerap memakai rompi jeans robek khas punk jalanan ketika sedang beraksi,dirinya tak menggubris harapan kelly yang tak ingin lagi melihat belly menjadi preman. Mau makan apa kami kalau tidak melakukan hal ini batinnya. Jalanan lembab,beberapa genangan air terlihat dijalanan pasca hujan. Malam itu belly dan adiknya kedatangan tamu yang sangat familiar. Saat ketiganya tengah santai didepan televisi,sesosok wanita datang dibalik pintu dan mengetuk pintu,alangkah terbelangak belly tatkala dirinya membuka pintu dan mendapati sesosok wanita mirip ibunya,dirinya salah,ternyata itu memang ibu kandungnya. Tubuhnya lusuh,kurus dan terlihat kotor. Semerbak bau tak sedap sesekali terhirup diudara gubuk belly,badan sang ibu terlihat lemas,ternyata dirinya sudah tak makan selama 4 hari. Wajar saja saat belly menghidangkan sepiring nasi beserta tempe,langsung disambar sang ibu dengan rakusnya. Ibunya bercerita malam itu, “Seusai ibu meninggalkan kalian,sebenarnya ibu kembali kepada ayah kalian,tetapi ayah kalian masih saja memperlakukan ibu dengan kasar,tak tahan lagi ibu putuskan bertualang mencari kalian,alhamdulillah kita berjodoh nak,ibu menemukan kalian” cerita sang ibu sambil terbatuk-batuk. Lagi,belly dibuat terkejut sekaligus panik ketika melihat darah keluar dari hidung ibunya dan tangan ibunya saat ibunya memegang mulut saat batuk. Ternyata ibu mengidap TBC,mungkin dampak dari perlakuan hina ayah,entahlah. Yang jelas 2hari usai sang ibu mulai dibawa belly kerumah sakit,ibunda belly pergi meninggalkan dunia. Kali ini tanpa meninggalkan pesan seperti yang ibu lakukan saat pergi meninggalkan kami dari rumah. Dalam keadaan berkabung itulah,belly teringat kembali bahwasanya sang ibu pernah membuatkannya sepucuk surat sebelum ibu pergi meninggalkan rumah. Lagi,dirinya berjanji akan melakukan segala yang ibu pesankan dalam surat itu. “Ibu,pengorbananmu amatlah besar. Tak sebanding denga perlakuan kasar ayah. Kekejiannya membuatmu kehilangan nyawa. Andaikan saja tuhan membolehkan,aku akan menukar nyawa ayah dengan nyawa ibu. Tapi aku hanyalah seorang hamba kecil yang hina. Hanya dengan melakukan pesan ibu,aku akan sedikit mengurangi beban ibu diakhirat. Ibu aku mencintaimu,tuhan tak pernah tidur,semoga ayah mendapatkan perlakuan yang setimpal,dan semoga segala kebaikanmu mendapatkan ganjaran yang lebih dari tuhan,amin.” doa sekaligus janji belly kepada ibunya.
           
 Sejauh ini segala yang dipesankan ibunya sudah belly lakukan,menghindarkan kedua adiknya dari ancaman nasib sama yang dirasakan belly,ya benar kedua adik belly terlihat jauh lebih intelektual dibanding dirinya. Merasakan indahnya hidup juga membuat belly tak lagi merasakan rasa sakit yang dulu amat menyiksa dirinya. Belly juga belum merasakan menjadi seorang narapidana meskipun memang dirinya merupakan pria yang memiliki daftar riwayat kriminal yang banyak. Belly juga tak mau menantang maut,persis seperti apa yang ibunya pesankan.
            
Malam senyap dengan riung nyanyi jangkrik,beberapa tetes gerimis kecil menyelimuti kota,membasahi jalanan yang mulai tampak jauh dari keramaian. Sial bagi belly,dirinya yang sudah lama menjadi Daftar pencarian orang dari kepolisian,malam itu terencana akan digrebek gubuknya oleh aparat. Tak seperti biasanya,belly tak tahu kalau malam itu dirinya bakal disambangi oleh aparat yang sudah lama mengintainya. Belly yang tengah terlelap bersama kedua adiknya,tersontak kaget melihat kedatangan tamu tak diundang,aparat berwenang dengan senjata lengkap. Belly tak banyak tingkah,diangkatnya kedua tangannya tanda dia tak melakukan perlawanan,malam itu belly diringkus aparat ke sel. Seketika itu juga,belly sudah melanggar pesan ibunya yang pertama,bahwasanya jangan sampai dirinya menjadi seorang narapidana. Apa daya,nasi sudah menjadi bubur. Malam itu juga belly dijebloskan kedalam hotel prodeo bersama residivis lainnya. Dari dalam sel itu juga,belly mendapatkan sebuah pengalaman berharga. Pengalaman akan kerasnya hidup didalam sel,mengalahkan kerasnya kehidupan jalanan. Belly yang terkenal sangar diwilayahnya,mendadak tak berdaya tatkala lima orang residivis kasus pembunuhan melakukan tindak aniaya kepadanya. Tubuh tambunnya tak kuasa menahan hujaman pukulan serta hantaman benda padat yang seketika membuat lebam ditubuhnya. Darah segar mengucur dipelipis dan dipinggir bibirnya. Matanya yang memang kecil sebelah,terlihat bertambah bengkak dan memperlihatkan darah kering disekitarnya. Belly terkapar fajar itu,dirinya yang tak bersalah tak kuasa menentang hukum rimba yang berlaku di dalam sel tahanan. Sebulan setelah belly disidang,dengan vonis akhir 5tahun penjara,dirinya langsung berubah menjadi seorang pengusasa seusai keluarnya para residivis yang dahulu berkuasa.
            
Siang itu belly bersama teman se’sel nya sedang menikmati hidangan ala kadar dari tahanan, “Ku dengar,pembunuh sadis sekaligus pemerkosa wanita bernama Kelly sudah berhasil teridentifikasi” . “Lalu siapakah yang tega melakukannya,siapa tahu diriku dapat mengenalinya dan kemudian memberinya sedikit hadiah selamat datang ketika dia masuk kedalam sel” . “Nama tersangka itu ialah Lowman, Bohram Lowman kalau tak salah”. Seketika aku terhenyak sembari menyemburkan air putih yang tengah kuteguk. “Bisakah kau ulangi namanya?” tanyaku. “Bohram Lowman,ya itu namanya kalau aku tidak salah”. Nama itu terkesan tak asing bagi belly,ya benar,itu nama ayahanda belly,pria yang dahulu meninggalkanku ketika aku masih kecil dan pria yang membuat hidup keluarganya menjadi kacau. Ternyata pria itu juga yang tega membunuh dan memperkosa wanita pujaan hatiku secara sadis. Rasa dendam yang dahulu sudah mulai terlupakan,seketika memuncak kembali setelah tahu nama itu. Aku terlanjur bersumpah akan menuntut balas dengan mengambil nyawa pembunuh kelly. Aku tak peduli orang itu adalah orang tua belly sendiri,toh ayahnya juga tak peduli dengan kehidupan keluarganya. Apa pantas pria itu dipanggil ayah?. Iblis sudah mulai membisikkan kalimat minor seakan ikut membantu memberikan solusi akan hal yang tengah belly fikirkan. Malam itu juga belly bersama lima temannya merencanakan sebuah konspirasi jahat,konspirasi akan rencana kaburnya belly bersama temannya. Sebelum hal itu terealisasi,belly terus mengorek informasi dimana keberadaan sang ayah dari beberapa teman disel beda kamar. Termasuk dari pihak berwajib yang belakangan sudah mulai akrab dengan belly. Setelah segala informasi yang dirasa lengkap, barulah belly dan temannya melakukan aksi hina tersebut.
            
Larut malam dengan sinar rembulan yang benderang bersama indahnya gemerlap bintang dilangit,belly berhasil menjebol fentilasi udara dikamar tahanan. Alhasil belly bersama temannya berhasil kabur dari sel,seketika itu tahanan menjadi geger. Kali ini belly tak akan diberi ampun. Aparat dengan sigapnya melacak keberadaaan belly bersama temannya. Sial,malam itu aparat gagal mendapatkan lokasi belly. Sementara itu belly bersiap mencari sang target yang tak lain tak bukan merupakan sang ayahanda belly sendiri. Berbekal pistol yang dia curi dari sel tahanan,belly mulai menelusuri jejak sang ayah. Lima temannya juga dengan setianya mengawal belly,seakan dirinya merupakan putra mahkota dari sang raja yang harus mereka proteksi. Sekitar seminggu ditetapkan sebagai buronan, belly dan komplotannya belum jua menemukan target yang mereka cari,sampai akhirnya di suatu siang mendung,belly dan lima temannya berhasil mendapatkan informasi akan kepastian posisi dari sang target yang akan mereka habisi. Tak sampai satu jam,target itu ada didepan mata belly,kelima temannya dirinya suruh bersembunyi ketempat aman,sampai belly membutuhkan bantuan. Kumis lebatnya masih sama seperti saat sang ayah meninggalkan belly beserta keluarganya. “Hahaha .. Akhirnya aku berhasil menemuimu pengecut tua! Kumismu bahkan masih sama tatkala kau tinggalkan aku beserta ibu dan adikku!”. “Belly,kau kah itu? Kau sudah sangat dewasa nampaknya. Bagaimana kau bisa menemuiku?” ujar sang ayah pura-pura polos. “Bisikan jalanan yang mengantarkanku kedepan target yang akan aku habisi,teganya kau membunuh dan memperkosa gadis pujaanku!”. “Entengnya mulutmu berbicara wahai kau anak durhaka!. Aku akan lebih dahulu menghabisimu dengan satu peluru setelah pelatuk ini aku tarik!”. “Silahkan saja pengecut! Kau hanya berani pada anak kecil dan perempuan saja!. Tahukah kau,hidup kami menderita setelah kau tinggalkan kami beserta hutangmu yang benar-benar membuat kami hidup susah!. Aku bahkan harus menerima kenyataan,tak bisa melihat dengan mata kiriku akibat tumor yang kuderita,apakah kau tahu itu? TIDAK!!. Apa aku juga tak tahu kalau istrimu meninggal setelah sempat ikut meninggalkan kami,juga karena sakit parah akibat terlalu banyak beban fikiran!. Mati kau anjing!” seketika emosi belly telah benar-benar membuncah diatas ubun-ubun,pistol revolver telah ia genggam,pelatuk telah ia tarik tinggal lepaskan tembakan dan dendamnya bakal berakhir.“Mati kau pengecut!”. DUARRRR .. Suara pistol itu akhirnya keluar juga,peluru tajam itu berhasil menembus dada sang ayah sebelum sang ayah sempat menarik pelatuknya. Seketika itu juga,sang ayah tewas bersimbah darah segar dengan mata melotot dan mulut menganga,persis dengan keadaan kelly saat ditemukan tak bernyawa. Rasa dendam yang daritadi membuncah perlahan hilang bersamaan dengan berkurangnya emosi belly,ia tinggalkan mayat sang ayah didepan sebuah kedai makan,sempat ia membuang ludah kearah mayat ayahnya,sebagai bentuk kebencian yang sangat teramat dalam kepada sang ayah. Sekitar 100meter belly meninggalkan sang ayah tergolek tak bernyawa,terdengar bunyi sirine dari aparat berwenang. Seketika itu belly mengambil langkah seribu menghindari kejaran sang aparat. “Saudara belly,mohon buang senjata anda dan letakkan tangan anda diatas kepala,jika anda berontak,kami tak segan mengambil tindakan tegas” peringatan sang aparat. Nahas,peringatan yang telah aparat berikan diabaikan begitu saja oleh belly. Bahkan belly sempat melepaskan tembakan kearah salah satu aparat,yang menyebabkan mengucurnya darah dari kaki sang aparat tak bersalah tersebut. Belly sudah melanggar lagi pesan ibunya,dirinya sedang menantang maut. Dia sadar tindakannya merupakan maut kilat bagi dirinya. Benar saja,seketika terdengar lagi suara tembakan yang mengerucut ke trotoar pinggiran jalan nan ramai. DUARRRR ... Belly tersungkur diatas trotoar itu,tubuh tambunnya seketika lemas tak berdaya,darah segar mengucur keluar dari dadanya. Namun disela-sela sakaratul mautnya,dirinya masih mampu menggerakkan bibirnya untuk sekadar mengucapkan kalimat syahadat,dirinya sadar tindakannya selama ini merupakan suatu tindakan yang menyalahi norma agama,tapi disatu sisi,keadaanlah yang memaksa dirinya melakukan hal-hal nista tersebut. Dirinya juga sebisa mungkin menjalankan pesan dari ibunya,walau pada akhirnya dua pesan terakhir ia langgar. Namun hal itu semata-mata dorongan dari keadaan. Petang itu,belly menghembuskan nafas terakhirnya sebelum ia benar bertaubat,ia hanya sempat mengucapkan kalimat syahadat tanda masih ingatnya belly terhadap sang kuasa. Belly alias Black,pria tambun dengan kulit gelap dan rambut ikal itu tergeletak tewas dengan darah mengucur segar didadanya,ia meninggalkan dunia yang indah ini dengan melanggar pesan terakhir ibunya,MENANTANG MAUT.
            
“Tuhan,sungguhlah aku tak bermaksud menantang maut,keadaanlah yang memaksaku melakukannya,aku tak tahan menghadapi segala rasa dendamku tatkala aku harus melihat kehidupanku berubah,dan dua wanita yang amat aku sayangi meregang nyawa akibat dari perbuatan keji ayahku.” - Belly

1 komentar: